Love Rollercoaster merupakan sebuah
lagu yang diciptakan Ohio Player pada 1975. Kala itu lagu ini sangat populer.
Di dalam lagu ini, ternyata terdapat keanehan, yaitu adanya suara lain yang tidak
ada hubunganya dengan lirik lagu. Kalian dapat mendengarkan suara aneh ini pada
menit 2:30, dan suara tersebut dapat terdengar dengan jelas. Setelah
diselidiki, suara tersebut adalah suara dari jeritan seorang wanita yang
menurut kabar sedang dibunuh.
Berikut kisahnya tentang jeritan
tersebut...
***
Ohio Player menginginkan cover album
yg menarik untuk album terbaru mereka dan mereka berhasil menyewa seorang model
cantik untuk berpose sebagai cover album mereka. Di dalam konsepnya, sang model
memegang sebotol madu dan membiarkan madu tersebut menetes ke dalam mulutnya
dengan sendok. Namun, selama pemotretan, mereka memiliki sebuah kendala yaitu
dalam momen sebuah madu yang menetes di mulutnya, ternyata madu tersebut
terlalu kental dan sangat sulit untuk meleleh, kemudian agar madu tersebut
cepat meleleh dan menetes, para anggota dari manajemen Ohio Player telah
memanaskan madu agar terlihat cepat mencair sehingga akan menetes lebih mudah.
Sayangnya, mereka memanaskan madu itu terlalu panas dan ketika sang model
meneteskan madu itu ke mulutnya, ternyata mulutnya terbakar, karena madu itu
terlalu panas untuknya. Dan sang model mendapat luka yang sangat serius di
bibirnya dan luka tersebut tidak bisa menghilang dan membekas sehingga
menjadikanya cacat permanen, dan tragis ia tidak mendapatkan pekerjaan lagi
dari dunia model karena terdapat bekas luka di mulutnya.
Beberapa waktu kemudian setelah
pemotretan selesai, di dalam studio Ohio Player sedang menjalani sebuah rekaman
lagu terbaru mereka yang berjudul "Love Rollercoaster. Saat mereka sedang
melakukan sebuah rekaman, tiba-tiba saja Sang Model yang telah menjadi cover
mereka, masuk ke dalam studio dengan lancang dan memasang wajah murka, dan ia
mengancam akan menuntut pihak Ohio Player ke pihak kepolisian karena mereka
telah membuat cacat di mulutnya. Kemudian sang model tersebut memasuki ruang
kontrol musik rekaman untuk bertemu dengan Manajer Ohio Player. Selama mereka
melakukan rekaman lagu, sang Manajer diduga telah berargumentasi dengan sang
model melalui kekerasan dan akhirnya Manajer tersebut telah menikamnya dengan
menggunakan pisau sampai sang model tersebut menghembuskan nafas terakhir di
dalam ruangan kontrol musik, sehingga Jeritan dari sang model tersebut telah
berhasil terekam di dalam soundtrack lagu Love Rollercoaster.
No comments:
Post a Comment